Jumat, 15 Maret 2013

Till The End Of Time

_Ify P.O.V_
hallo. . Kenalin, gue Ify. Nama lengkap gue Alyssa Saufika Umari. Kata seseorang sih nama gue bagus. Hehehe. . dia itu seseorang yang istimewa buat gue. Istimewaaaa banget. . dia pacar gue, Rio. Nama lengkapnya Mario Stevano Aditya Haling. Gue sama Rio satu kelas. Rio emang bukan pacar pertama gue, tapi gue terus berharap kalo dia adalah pacar terakhir gue. Dan gue rasa Rio pun berpikir kaya gitu. Semoga.

_Rio P.O.V_
Hei. . kenalin, gue Rio. Nama lengkap gue Mario Stevano Aditya Haling. Hobby gue main basket, baca komik, n surfing di internet. Makanya, lo ga bakalan salah kalo nebak sekarang ada kacamata minus bertengger di idung gue. gue punya pacar. Dia cantiikkk banget. Namanya Ify. Dia peri kecil gue. penyemangat idup gue. hehehe. Gue punya satu rahasia yang cuman Tuhan, gue, en Alvin, sohib gue yang tau. Orang tua gue, temen-temen gue, bahkan Ify juga ngga tau. Bukannya gue ngga mau kasih tau, tapi gue ngga BISA kasih tau mereka.

_Author P.O.V_
Di kamar Ify

,“hoaaammm. . . pagi duniaa!!!” Ify terjaga dari tidurnya.

Dilangkahkan kakinya ke arah jendela dan mengibaskan tirai bergambar bintang miliknya sehingga seberkas cahaya matahari memasuki kamarnya.

“makasih Tuhan, untuk pagi yang cerah ini. . makasih untuk nafas yang masih Kau berikan,” Ify berbisik, rutinitas yang selalu ia lakukan setiap pagi.

“mandi aahh. . “ Ify kemudian mandi, dan bersiap ke sekolahnya.

Setelah selesai, ia turun ke ruang makan dan menyapa orangtua serta kakaknya tercinta, Iel.

*Ify: eh, penulis! Jangan pake kakak tercinta dong. . kakak terjelek kek, apa kek. . ogah gue panggil dia kakak tercinta!

*Iel: eh, Py!! Enak aje lo. Gue kan ganteng. Masa lo panggil kakak terjelek? Ah tega lu.iya ngga penulis?

*Ify: bodo *wee*

*Iel: *wee*

*penulis: diem ngga bergerak.

*Ify+Iel: #timpukinpakebatu

*penulis: kabuuurrr!!!

#backtostory

“Fy, Rio udah jemput tuh. . kamu sama Rio kan?” tanya mama. “iya ma. Aku sama Rio sekolahnya.”

”yah kalo gitu kamu cepetan dikit dong. Kasian Rio nunggu lama,” kata mama lagi.

”iya mama. . Ini juga baru selesai. Aku pergi yah ma. Kasian Rio udah nunggu lama,” kata Ify.

“ckckckck. . Enaknya yang udah punya pacar. Gue mau dong.” Kata Iel.

“makanya cari pacar. Haha. . dede. . aku pergi dulu ya semua. Byee” kata Ify berpamitan.

-di luar-

“Hey Yo. . Maaf ya telat. Lama ya?” tanya Ify. “Ah engga kok, baru 34 menit,” kata Rio, ‘agak’ sinis.

“Yaahh. . Maaf deh.” Kata Ify dengan wajah memelas. Melihat Ify menatapnya dengan jurus ‘mata berkaca-kaca’#plaaakk pertahanan Rio pun rubuh. Ia tidak bisa marah pada Ify.

“Ya deh, peri cantik. .Yuk. . Nanti kalo kita terlambat ke sekolah, kita jadi menu utama serapannya pak Duta, lagi.” Kata Rio sambil nyengir.

“Iya, yuk” kata Ify naik ke motor Rio. sepanjang perjalanan, Ify dan Rio hanya terdiam. Ify bingung dengan sikap Rio yang tidak biasa. Rio yang periang, Rio yang cerewet, dan Rio yang usil. Tapi sekarang, Rio seperti orang lain untuknya.

Sesampainya di sekolah,


“Fy, aku ke kelas duluan ya.” Kata Rio

“Iya, nanti pas jam istirahat ke kelas aku ya. We need to talk.” Kata Ify.

“Sip” kata Rio mengacungkan jempolnya dan berlalu ke kelas.

‘Ify mau bicara pa ya? Kok kayaknya mukanya serius amat? Apa nanti yang mau dia bicarain ama gue seserius mukanya? Seremmm’ batin Rio.

Pelajaran pertama dilewati Ify dan Rio tanpa konsentrasi. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya,

teng teng tenglonceng berbunyi#iyalah, masa ambulance lewat bunyinya teng teng teng? -_-”

Rio segera bergegas ke kelas Ify, namun ia tidak menemukan Ify di manapun. Tiba-tiba Rio teringat tempat favourite Ify, taman sekolah.

Akhirnya Rio segera berlari ke taman sekolah, dan disana. . di bawah pohon yang ia tidak tau namanya -_- tampak sosok peri kecilnya sedang duduk sambil memejamkan mata.

”Ify,” kata Rio.
Rio kaget melihat tetesan-tetesan bening yang terjatuh dari mata Ify.

”peri kecil, kamu kenapa nangis?” tanya Rio panik. Ify yang merasakan kelembutan tangan Rio di pipinya segera membuka mata dan mendongak.

”Rio, kamu datang juga,” bisik Ify, lalu berdiri dan menjatuhkan dirinya dalam pelukan Rio.

”Iya, aku datang. Kamu kenapa nangis? Ada yang jahatin kamu? Siapa Fy? Siapa? Biar ku bikin dia tau gimana rasanya pukulanku,” kata Rio mengepalkan tangannya.

”Rio. . ” Ify melepas pelukannya.

”Ya Fy? Bilang sama aku, kamu kenapa?” tanya Rio, sekali lagi.

”Kamu mau tau, siapa yang bikin aku kaya gini?” tanya Ify

”iya, siapa? Bilang sama aku Fy!” kata Rio.

Ify menunjuk Rio dan berkata, ”kamu”.

Rio yang kaget mendengarnya langsung bertanya, ”aku kenapa Fy? Aku yang udah bikin kamu sedih? Aku salah apa? Biar aku perbaiki.”

”Kamu belakangan ini berubah, Yo. Kamu bukan Rio yang aku kenal dulu. Kamu yang sekarang bukan Rio yang usil, yang selalu senyum, yang selalu bisa bikin aku ketawa,” kata Ify panjang lebar.

Rio menundukkan wajahnya, berusaha menahan setiap gejolak perasaan yang sedang ia rasakan sekarang. Marah. Kesal. Jengkel. Tapi bukan pada Ify. Pada dirinya sendiri.

”Rio, tatap aku,” kata Ify. Rio tak kunjung mendongakkan wajahnya. Ia masih menetralisir emosinya.

”RIO!!” kata Ify dengan nada yang lebih keras, yang sukses membuat Rio terkejut.

”Ya Fy?” tanya Rio.

”Kamu jawab yang jujur.” kata Ify.

”Iya”

”kamu masih sayang sama aku?” tanya Ify

”Kok kamu nanya gitu?” kata Rio

”Rio. . Aku nanya kayak gitu supaya aku ngga usah ngerasa sakit hati kayak sekarang lagi. Ini semua demi aku juga.”

” demi kamu apanya?”

”Demi aku, biar kalo kamu jawab ’engga’ aku ngga perlu berharap banyak lagi sama kamu.Demi aku supaya ngga sakit hati tiap kali kamu cuekin.Demi aku supaya ngga nangis tiap kamu ngga ada kabar,” kata Ify.

Rio yang mendengar itu semua hanya terdiam. Ia tak sanggup melihat Ify, gadis yang ia sayangi namun juga telah ia sakiti.

”Yo jawab aku,” kata Ify

”Ify, sampe kapanpun Cuma kamu yang aku sayang. Selamanya. Ngga ada yang lain. Ini jujur Fy, dari hati aku. Waktu kamu bilang kaya tadi, hati aku sakit ngebayangin gimana hidup kalo kamu ngga ada di samping aku. Mulai sekarang jangan tanya yang aneh-aneh lagi, ya.” kata Rio.

”Asal kamu jangan kayak gini dong. Jangan diam terus. Jangan bikin aku khawatir.” kata Ify dengan tetesan airmatanya.

”Khawatir kenapa?”

”Khawatir kamu ngga sayang lagi sama aku. Aku takut Yo. Aku takut kalo nanti aku ngga bisa sama-sama kamu lagi. Yo, janji ngga bakal ninggalin aku ya,” kata Ify.
Rio tersenyum. ’semoga, peri kecil,’ batinnya.

_sepulang sekolah_

Terlihat di gerbang sekolah telah ‘bertengger’ Rio di atas motornya. Tapi, tiba-tiba muncul Alvin.

“weettss. . bro gue. . Lo lagi nunggu peri kecil lo, ya? Ha? Ha?” tanya Alvin sambil menaik-naikkan alisnya.

”Hahah. . Kaya lo ga tau aja,” kata Rio.

”Yahh, gue paham. Apa kata dokter tentang penyakit lo? Belakangan lo udah jarang kambuh kan?” tanya Alvin menyinggung rahasia yang Rio ’sembunyikan’.

”Ga inget gue,” kata Rio. ”Yah. . masih muda kok udah pikun. Ortu gue aja udeh tua tapi ingatannya masih ingatan anak muda. Nah elo? Muke aje yang baby face. Ingatan mah ga diragukan lagi. . . ” kata Alvin nggantung.

Rio menaikkan alisnya.
”kepikunannya. . hahaha” kata Alvin melanjutkan kata-katanya.

”Yee. . kampret lo. Eh, itu Ify datang. Lo pergi sana! Hush! Hush!” kata Rio mengusir ’halus’ Alvin.

”Yee. . Pacar datang sohib lo tinggalin. Apaan tuh,” Alvin mendengus kesal.

”Serah lo dah. Tapi jangan kasih tau siapa-siapa tentang yang kita omongin tadi ya!” kata Rio mengingatkan Alvin.

Langkah Alvin terhenti.”Yang mana? Tentang kepikunan lo?” tanya Alvin pura-pura bego.

“Ck. . minta ditabok nih orang,” kata Rio.

”Hehehe piss broo!! Iya, nangte saja. Rahasia lo aman kok di gue,” kata Alvin, lalu ia berlalu dari tempat itu.

”ioo!!” kata Ify begitu ia sampai di depan Rio.

“Iyaa??” tanya Rio tersenyum. “Engga, manggil doang kok. Hahaha. . “ Ify tertawa.

“Yee. . dasar.” Kata Rio mengacak rambut Ify. ”

Ish. . jangan diacak dong!! Nanti aku ngga cantik lagi,” kata Ify sambil memperbaiki rambutnya yang ’hancur’ karena ’diterjang’ Rio -_-

”Yee. . Narsisnya opeldodis. Emang sekarang kamu cantik? Cantikan aku lagi,” kata Rio. Ify menatap Rio dengan tatapan ngeri.

”Ih, apaan sih Fy? Kamu kok ngeliatin aku sampe segitunya? Tersepona ya?” tanya Rio.

”engga. Aku lagi berpikir ulang. Aku pacaran sama orang yang salah deh kayaknya,” kata Ify.

”hah? Kenapa?” tanya Rio kaget. ”kan biasanya orang pacaran itu yang satu cantik, yang satu ganteng. Kok ini dua-duanya cantik?” tanya Ify ¬_¬

”jiah, Ify. . kan Cuma bercanda. .” kata Rio. ”aku juga kan Cuma bercanda. Hahaha” kata Ify. ”nyeh-_- udah ah. Pulang yuk,” kata Rio. ”maree.” sambut Ify.

Sesampainya di rumah Ify, Rio langsung pamit pulang karena ia masih punya urusan. Jadi, ia hanya men-drop Ify di rumahnya, trus langsung cabut #kejembangetbahasasaya Rio tak langsung ke rumahnya. Ia ke rumah sakit untuk menemui dokter langganannya.

_di rumah sakit_

”oh, begitu ya dok. . Baiklah. Makasih ya dok,” kata Rio sambil berpamitan.
”Iya. Kamu jaga kesehatan. Obat-obatan itu bukan untuk menyembuhkan penyakit kamu, tapi untuk membantu kamu mengurangi rasa sakit kalau sedang kambuh. Jadi, semua tergantung pada kamu.” kata dokter.

”iya dok. Permisi,” kata Rio.
Rio mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan yang tak biasa. Ia sudah tak sanggup menghadapi kenyataan. Rasanya ia ingin menabrakkan dirinya pada apa saja yang bisa membuatnya mati. Namun, mengingat peri kecilnya, ia mengurungkan niat itu.

_Rumah Ify_

Everything was seem so rightIf you were here with me
Everything was seem right
I need you here with me
You’d brush away this loneliness from me
Till the end of time. .

Hp Ify berbunyi From: Prince Rio

Fy, besok kamu ada waktu ngga? Kita jalan yuk. Besok kan weekend.

To: Prince RioHayuk. . ke mana?

From: Prince RioR-A-H-A-S-I-A

To: Prince RioIh ngga seru ih

From: Prince Rio
Udah deh, tunggu besok aja. Sip?

To: Prince Rio
Iya deh.Aku mau tidur.Nite Io :*

_esok paginya_

“Hoaamm. . . pagi duniaa!!!”. Ify melangkahkan kakinya ke arah jendela dan mengibaskan tirai kesayangannya.

“makasih Tuhan, untuk pagi yang cerah ini. . makasih untuk nafas yang masih Kau berikan,” Ify berbisik.

Saat hendak melangkah mandi, Ify melihat sosok yang sangat ia sayangi berdiri di bawah, di halaman rumahnya sedang bermain gitar sambil bernyanyi menatapnya.

“I try to resist what my heart feels
But I’m falling into pieces
Drifting further away from you
Everything won’t seem right
If you were here with me
You’d brush away this loneliness from me
There will never be another by my side
Because all I am is just for you
And there can never be another by my side
I need you here with me
You’d brush away this loneliness from me
Till the end of time. .” Rio bernyanyi sambil terus menatap ke arah Ify.

Halus. Lembut. Begitu indah. “Just for my little angel,” kata Rio mengakhiri lagunya. Ify sangat terharu mendapat kejutan special dari Rio. Ia tak menyangka Rio bisa berbuat seperti ini.

Yap, Rio telah kembali. Rio yang selalu penuh kejutan, Rio yang selalu membuatnya tersenyum. ”Fy, turun dong. Masa mau di atas mulu? Ngga kangen ya sama aku?” tanya Rio. “hehe. . bentar ya Yo. Aku turun dulu.” Kata Ify.

Sesampainya di bawah, ternyata Rio sudah dikerubungi oleh papa, mama, dan Iel. Mereka terlihat sangat akrab.

“Fy, kamu beruntung banget bisa dapat pacar kaya gini. Udah ganteng, berani lagi. Selama ini papa pikir siapa sih Rio Rio yang selalu bikin Ify tergila-gila? Ternyata anaknya ini toh.” Kata papa Ify.

”iya. Nak Rio suaranya bagus banget. Tante sampe terharu dengernya,” kata mama Ify.

”bener tuh. Yo, lo jaga adek gue baik-baik ya,” kata Iel. Ify hanya tersenyum mendengar komentar-komentar keluarganya seputar Rio.

‘syukurlah kalo mereka semua senang sama Rio. Paling ngga gue udah dikasih restu. Hihihi. . ’ batin Ify.

”loh Ify, kok kamu malah ketawa-ketawa sendiri? Ngga mandi dulu? Kasian Rio nanti nunggu lama.” kata mama Ify yang membuat Ify tersadar dari lamunnnya.

”eh iya ma. Yo, tunggu sebentar ya.” Kata Ify. Ify kemudian bersiap-siap untuk hari spesial yang Rio rahasiakan darinya.

Setelah selesai, “Ma, aku udah selesai. Kita pergi dulu ya,” kata Ify sambil pamit. “iya, oom. Tante. Kak Iel. Saya punjam Ify dulu ya. Hehehe” kata Rio nyengir. “iya nak Rio. Asal jangan lupa dikembalikan ya,” kata mama Ify. “heheh. . iya tante.” Kata Rio.

Rio rupanya telah mempersiapkan hari yang benar-benar istimewa buat Ify. Pagi itu mereka menghabiskan waktu di sebuah bukit yang agak jauh. Rio menurunkan Ify yang sedari tadi ditutup matanya dengan saputangan.

“Fy, aku hitung sampe tiga, kamu buka mata ya?” kata Rio. Ify hanya tersenyum dan mengangguk. “satuu,. . dua. . tigaaa!!” kata Rio.

Ify membuka ikatan saputangannya dan terpesona melihat pemandangan yang dipersembahkan Rio untuknya. ”Rio. . kamu kok bisa hadiahkan ini untuk aku?” tanya Ify. ”bisa dong. . Rio gitu. . ehm. . Fy, tunggu ya.” kata Rio mengambil sebuah boneka dari kantong plastik yang ada di motornya. #bahasanyaribet

Boneka itu adalah boneka mickey mouse, kesukaan Ify. ”Rio. . makasih ya” kata Ify memandang hadiah pemberian Rio itu. ”iya. Kalo aku ngga ada, kamu anggap aja boneka itu aku. Aku selalu ada sama-sama kamu,” kata Rio.

Ify spontan menoleh ke arah Rio, bingung dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut orang yang amat ia sayangi itu. ”kamu? Maksudnya apa? Kamu mau pergi?” tanya Ify. Rio hanya tersenyum menanggapi Ify.

Ify dan Rio menghabiskan pagi itu di bukit, bercanda gurau dan saling berbicara dari hati ke hati. Ify tidak bisa mengerti kenapa Rio berubah total hari itu.

”Fy, udah siang nih. Kita pergi yuk. Cari makan. Laper. Hehehe” kata Rio ”ya udah yuk.” kata Ify lagi. ”Ettt. . . tutup matanya lagi dong cantik,” kata Rio. Rio menjalankan motornya ke arah restoran yang berada di kaki bukit itu.

”Nah. . kamu buka matanya!!” kata Rio. Lagi-lagi Ify terkejut dengan kejutan manis yang telah Rio siapkan untuknya. Sebuah lampion berwarna merah tergantung di atap restoran itu, dan bertuliskan ”RIFY”.

”Rio. . aku berasa putri hari ini.” Kata Ify. “Hari ini? Selama ini kamu juga udah jadi putri. Di sini, di hati aku.” Kata Rio menunjuk dadanya.

Rio menuntun Ify ke salah satu meja yang sudah ia siapkan. Di meja tersebut, sudah tersedia berbagai hidangan berbentuk LOVE, dan bertuliskan Rio ♥ Ify.

Ify dan Rio menghabiskan makanan mereka dalam atmosfer cinta, sesuatu yang bisa membuat seseorang rela mengorbankan apapun.

Puncak dari acara di restoran itu adalah saat Rio mengumumkan pada seluruh pengunjung restoran tentang hubungannya dengan Ify.

“ehm. . .maaf mengganggu makan siang saudara sekalian. Saya hanya ngin memberi tahu pada setiap orang yang ada di sini, kalo di hati saya hanya ada seseorang. Seseorang yang membuat hidup saya lebih bermakna. Seseorang yang membuat saya tergila-gila padanya. Hanya dia. Ify.” Kata Rio sambil mengecup lembut kening Ify.

Semua pengunjung restoran itu bertepuk tangan dan mengucapkan selamat pada pasangan RiFy.

“dasar, anak muda zaman sekarang,” kata pemilik restoran.
”tapi bapak suka kan?” tanya managernya.
”iya sih -_- hehehe” kata pemilik restoran.

Selepas makan siang, Rio membawa Ify ke taman sekolah. Saat itu suasana sekolah sepi. Hanya ada anak-anak dari ekskul sepakbola yang kebetulan sedang latihan. Rio membimbing Ify ke bangku taman.

Mereka mengenang masa-masa saat pertama kali mereka bertemu, pacaran, dan saling menyayangi. Semuanya itu terjadi di taman ini.

“Fy, aku janji, aku akan selalu mencintai kamu selamanya,” kata Rio. ”Iya. Aku juga Yo. RiFy selamanya” kata Ify.

’biarpun aku pergi?’ batin Rio.

”betewe, makasih banyak ya Yo. Aku seneng banget hari ini. Kamu udah bisa bikin aku senyum nonstop hari ini,” kata Ify.
”wah, ngga dower tuh bibir? Hahah” kata Rio. ”ih Rio!!” kata Ify mencubit perut Rio.

Kebersamaan RiFy hari itu harus berhenti karena bulan sudah menampakkan dirinya. Rio pun mengantarkan Ify pulang. Dari rumah Ify, Rio pun mengarahkan motornya ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit. .

”tidak ada harapan lagi Rio, lihat kondisi badan kamu sekarang. Kamu juga jarang istirahat kan? Mau tidak mau, kamu harus dirawat. Titik!” kata dokter.

Rio yang sudah tak berdaya lagi pun hanya bisa mengangguk. Akhirnya, Rio dirawat di rumah sakit Bunda.
Malam itu Rio lewati dengan erangan kesakitan. Ia merasa perutnya panas, seperti mau meledak. Ia tak kuasa menahan rasa sakit yang teramat sangat itu. Sekarang harapannya untuk hidup sudah musnah. Darah bercucuran dari mulut dan hidungnya, tangannya tak bisa ia angkat karena sudah tak bertenaga lagi. Tapi saat ia mengingat Ify, peri kecilnya, ia memaksakan diri memanggil suster.

”sus, min. . ta. .ker. . tas. . sama. .pe . . na. .sa. . tu. . ” kata Rio tersengal-sengal. Suster yang kasihan melihat kondisi Rio langsung bergegas mencari pena dan kertas untuk Rio.

Setelah mendapatkan pena dan kertas itu, Rio menulis sebuah surat untuk Ify dengan sisa-sisa tenaganya. Akhirnya, ia melipat surat itu dan menaruhnya di atas meja.

”sus. . ka. .lo. . ini. .ce. . we. .da. . teng. . to. . long. . ka. . sih. . su. . rat. . i. . ni. . ” kata Rio sambil menyodorkan sehelai foto dan surat yang baru ia tulis. Suster hanya mengangguk. Tiba-tiba,

”aaaarrrggghhhh!!!!!” teriak Rio, lalu hening. Alat pendeteksi jantung memunculkan garis hijau yang panjang, bertanda sang pasien telah tiada.

_Esoknya_

” Rio meninggal!!!”
”apa? Ah ngga percaya gue,”
”Rio udah ngga ada!!”
”Semalam dia meninggal!!”
Itulah hiruk pikuk yang kini sedang terjadi di sekolah Ify dan Rio. Ify yang baru datang di kelasnya langsung diserbu beribu pertanyaan dari teman-teman kelasnya.

”Fy!! Beneran ya, Rio meninggal?” tanya Sivia. ”hah? Engga kok. Kemaren aja dia masih sama-sama gue.” kata ify. ”iya, dia meninggalnya tadi malam.”kata Sivia.

Masuklah pak Duta, wali kelas Ify. ”anak-anak, kita sedang berduka. Salah satu teman kalian, Mario Stevano meninggal tadi malam. Sekarang, kita akan menghadiri acara pemakamannya.” kata pak Duta.

Ify mematung. Ia tak percaya akan apa yang baruy saja ia dengar.

”Fy?” panggil Sivia. Ify tidak bergeming. ”IFY!!” teriak Sivia yang sukses membuat Ify sadar. ”Ayo jalan,” kata Sivia.

_pemakaman_

Kini semua pelayat telah pulang, termasuk orangtua Rio. Hanya tinggal Ify yang masih bertahan menatap nisan Rio.

”Rio, kenapa? Kamu udah janji ngga bakalan ninggalin aku kan? Kamu bohong Rio!! Kamu jahat!!” Ify histeris.

Hujan pun seakan turut berduka atas kepergian Rio, sehingga ia tetap setia menyirami bumi. Ify merogoh kantongnya, di sana ia menyimpan surat yang dititipkan Rio padanya. Ia pun mulai membaca surat itu.

”Ify, peri kecilku yang cantik, yang baik, yang lucu, yang pinter.Juga Ify, peri kecilku yang bawel, cengeng, nyebelin, n cerewet.
Maaf, aku udah sering buat kamu sedih
Maaf, udah bikin kamu nangis
Maaf, udah jadi beban dihidup kamu
Maaf, sering egois
Maaf, ngga bisa jadi yang terbaik
Maaf, ngga bisa selalu sama-sama kamu
Maaf, udah bikin kamu berharap
Maaf, udah datang ke hidup kamu
Maaf, harus pergi

Tapi,

Makasih, udah mau datang ke hidup aku
Makasih, udah mau jadi peri kecil aku
Makasih, udah mau bersabar ngadapin keegoisan aku
Makasih, pernah datang ke hidup aku
Makasih, mau aku anterin pulang
Makasih, udah semangatin aku
Makasih, udah jadi anugerah dalam hidupku
Makasih, udah mau denger semua curhat aku
Makasih, udah nunjukkin apa artinya hidup
Makasih, udah nunjukkin apa artinya cinta

Peri kecil, jangan nangis yaa. . setetes air mata kamu yang jatuh berarti sebuah kebahagiaanku yang hilang. Maaf ya, udah ngga bisa anter jemput kamu lagi. Aku harap kamu ngga nyesel pernah kenal aku.
Maafin aku ya kalau selama ini aku nggak pernah mau cerita ada apa sebenarnya. Maafin aku yang nggak pernah mau cerita masalah aku ke kamu. Aku bukannya ngga mau, tapi aku ngga bisa. Itu semua karena aku nggak mau ngeliat kamu nangis, Fy. Aku akan cerita sekarang, tapi lewat surat aja yah Fy, karena waktu kamu ngebaca surat ini, aku pasti udah engga ada di samping kamu lagi. .
Gini Fy, sejak aku SMP, perut aku sering banget sakit. Trus pas aku cek ke dokter, hasil labnya bilang aku positif kena sirosis. Penyakit hati yang ngga bisa disembuhin kecuali ada yang rela donorin hatinya ke aku. Kamu tau kan? Masa calon dokter ngga tau sih? Heheheh. . . Aku ngga mungkin banget ngasih tau hal ini ke orang tua ku. Mereka pasti shock berat kalo tau keadaan aku yang sebenarnya. Makanya, yang tau hal ini Cuma aku sama Alvin. Alvin juga udah aku paksa untuk janji ngga ngasih tau ini ke siapa-siapa. Hehehe. .Fy, sekarang yang tau ini Cuma kamu dan Alvin. Titip salam ya, ke orang tua aku. Bilang aku minta maaf selama ini ngga pernah bisa jadi anak yang baik buat mereka. Bilangkan aku minta maaf. . tolong tunjukkin surat ini ke papa mama aku ya?
Sebenarnya aku tau kalo aku bakalan mati cepat. makanya, aku sengaja ngebuat hari terakhir aku sama-sama kamu jadi lebih special, karna aku tau besok-besok aku ngga bakalan bisa bercandaan bareng kamu lagi. aku sengaja lowongin waktu untuk berdua seharian sama kamu, karna aku tau, aku ngga bakalan ketemu kamu lagi. Maaf ya Fy, aku udah ngga bisa jagain kamu lagi. Belain kamu lagi. Sama-sama kamu lagi. Nganterin kamu lagi. Aku khawatir nanti siapa lagi yang bisa nganterin kamu? Semoga kak Iel bisa. Kalo boleh jujur, sebenarnya aku ngga rela banget ninggalin kamu. Tapi, aku harus Fy.

Udah dong Fy. . jangan nangis ya. . Ntar cantiknya ilang looh. . .Ya? Ya? Ya?
Makasih ya Fy, kamu udah jadi penyemangat idup terbesar aku. Udah Fy, aku ngga kuat lagi megang bolpen.

Keep smile, dear. .

Tertanda,
Mario Stevano

Air mata Ify terjatuh tepat di atas nama Rio. Terngiang sebuah lagu yang pernah Rio persembahkan untuknya.

There will never be another by my side
Because all I am is just for you
And there can never be another by my side
I need you here with me
You’d brush away this loneliness from me Till the end of time. .”

”Rio. . . ” bisik Ify.

_TAMAT_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar