ARC
“aku cinta kamu”bisik
pemuda ini tepat di telinga sang gadis.
Si
gadis yang luluh akan perkataan tersebut hanya tersenyum sambil
memalingkan wajahnya agar merah wajahnya tak terlihat oleh pemudan
tampan yang tengah mendekapnya erat ini.
“aku
mau..”pemuda itu menghela napasnya tepat di leher sang gadis. Helaan
itu mampu membuat gadis ini meremas erat jaket kulit yang dipakai pemuda
tampan ini. “kamu jadi milikku selamanya…”lanjutnya ditutup dengan
kecupan lembut di leher sang gadis. Sang gadis berusaha kuat untuk tidak
mengerang dengan terus meremas jaket pemuda ini.
Perlahan
tapi pasti, pemuda itu mengangkat wajah sang gadis. Mendekatkan
wajahnya ke wajah pasangannya…
---`
“hey!”gadis
itu terlonjak kaget.
“apaan sih, Shill!, ngagetin aja
lo!”
“lo ngelamunin apa sih?”tanya Shilla yang langsung
mengambil tempat di samping gadis yang melamun tadi, Agni.
“the
past moment”ucap Agni lalu menumpuk buku-buku mata kuliahnya.
“udahlah,
lupain aja. Masih banyak cowok kok yang mau sama lo!”kata Shilla lalu
menyerupu es tehnya.
Agni hanya tertawa kecil, kemudian
dia bersiap-siap untuk pulang. “gue pulang dulu ya, Shill”
“tunggu!,
bukannya lo malem ini ada show?”tanya Shilla yang sukses membuat Agni
menepuk jidat.
“mampus gue lupa!, gue duluan yee”ucap Agni
langsung berlari menuju parkiran yang tak jauh dari tempatnya duduk
tadi.
Shilla hanya menggelengkan kepala. “dasar Agni!,
lupa mulu. Apa sih yang lagi di pikirin?”
###
Agni
langsung tancap gas menuju sebuah studio milik televisi swasta
nasional. Bisa gawat kalo dia telat.
Siapa sih yang gak kenal
Agni?, penyanyi terkenal yang sudah punya 3 Album dengan lagu yang
selalu menjadi hits di seluruh chat music Indonesia. Walaupun masih
sebatas artis Indonesia, tapi Agni bangga, dia nggak mau muluk-muluk
bermimpi menjadi artis dunia, walaupun sebenarnya dia memang tak mau.
“ma’af,
gue telat ya?”tanya Agni begitu sampai di backstage.
“lo
kemana aja sih, Ag!, kan udah gue sms kemaren kalo lo hari ini ada
show”omel sang manager, Via.
“sori, Vi”hanya itu yang
mampu Agni ucapkan.
“lo akhir-akhir ini gue liat banyak
pikiran. Mikirin apa sih lo?”
Agni duduk di sofa. “gue
juga nggak tau, akhir-akhir ini gue sering banget ngelamun
kemana-kemana”
Via langsung duduk di samping Agni. “jangan
bilang lo keinget masa lalu lo”tebak Via. Yap, selain manager Agni,
Via juga adalah sepupu Agni.
Agni melirik Via sejenak
lalu menghela napas dan mengangguk. “gue keinget Cakka, dan…”Agni
menutup mukanya dengan kedua tangannya. “gue kangen mereka, Vi”
Via
menepuk pundak Agni. “udah 6 tahun Ag. Saatnya lo moving on!”
Agni
menoleh ke Via. “gimana gue bisa moving on, Vi. Kita berdua itu ada
yang ngiket”
“gue tau, tapi apa mereka ngerasain hal yang
sama kayak lo?, bahkan mereka aja nggak pernah ngontak lo sejak kejadian
itu. Udahlah, Ag, lupain masa lalu lo itu”
“kalo aja dulu
gue dengerin penjelasan Cakka, kalo aja dulu gue nggak gegabah ngambil
keputusan, kalo aja dulu… Ah!, kenapa harus terjadi sih, Vi!”
“kaya’nya
lo perlu istirahat. Kita cancel yah show kali ini”saran Via, dia nggak
tega liat Agni kaya’ gini.
Agni menggeleng. “nggak, gue
harus professional, gue nggak mau masalah pribadi gue gue campur sama
karir gue”
###
“Ayah, kita mau kemana
sih?”tanya seorang anak laki-laki berusia 6 tahunan kepada sang ayah.
“nanti
juga Ray tau”jawab sang Ayah pada anaknya-Ray.
“tapi Ray
capek jalan terus. Kenapa nggak naik mobil aja sih, Yah?”
Sang
Ayah menghentikan langkahnya lalu menyaman tinggi badannya dengan sang
anak. “Ray, Ray tau nggak kenapa Ray capek?”
Ray
menggeleng. “itu karena Ray nggak ikhlas jalan kakinya. Kalo Ray ikhlas,
pasti jalan sejauh apapun Ray nggak bakalan capek”
Ray
meng-O-kan bibirnya. “Ooh, gitu ya, Yah”
“iya, lagian
apartemen sama kantor Ayah kan nggak jauh”
Senyum Ray
menggembang. “kalo gitu sekarang Ray ikhlas deh jalan kakinya!”
Sang
Ayah lalu mengacak rambut Ray yang gondrong. “itu baru namanya anak
Ayah!, siapa namanya anak Ayah yang ganteng ini?”
“Raynald
Triweka Nuraga!!!”jawab Ray sambil melompat girang.
“pinter!,
yuk jalan lagi”
“ayoooo!!!!”
###
“oh
iya, pasti pak, pasti kita akan bekerja seprofesional mungkin. Ya,
terima kasih, Pak”ucap Via sebelum menutup teleponnya.
“dari
siapa, Vi?”tanya Agni yang sedang asyik menikmati snack dan filmnya.
“salah
satu perusahaan baru ngundang lo buat tampil di acara pembukaannya. 2
minggu lagi”jawab Via.
“perusahaan apa?”
“ARC
group”
“baru denger gue”
“namanya juga
perusahaan baru”ucap Via yang langsung duduk di samping Agni.
“minggu
ini gue free kan?”
“iya, sampai job dari ARC group itu”
“gue
mau cari Cakka”
Mata Via langsung membulat. “Apa?!,
nggak!, lo nggak boleh nyari Cakka”
“plis, Vi. Gue kangen
sama dia”
“lo nggak kangen sama Cakka, tapi lo kangen kan
sama anak lo?”
“dua-duanya”
“Ag, gue nggak
mau lo nanti malah down setelah tau apa yang terjadi sekarang”
“belum
tentu kenyataan sekarang malah bikin gue down”
“bisa aja
kan, Cakka nikah lagi sama cewek lain, dan anak lo nggak ngenalin lo”
Agni
berdiri dan menatap tajam Via. “denger ya, Vi!, meskipun gue nggak
penah liat anak gue, anak yang gue lahirin, tapi ikatan gue sama anak
gue bakal selalu ada Vi. Gue tau anak gue butuh gue, Vi. Iya sih, waktu
setelah gue ngelahirin, anak gue langsung dibawa sama orang tuanya
Cakka, dan gue nggak dikasih kesempatan buat lihat wajah anak gue. Gue
saki Vi!, gue nggak bisa sentuh anak gue, gue nggak bisa ngebesarin anak
gue… lo nggak tau perasaan gue, Vi!”ucap Agni sambil berurai air mata,
setelah itu dia berlari keluar dari kamarnya.
“Agni!,
Ag!”panggil Via.
###
“Ayah mana sih?”tanya
Ray. Dia sekarang sedang menunggu sang Ayah yang belum menjemputnya.
Jarak antara kantor Ayahnya dan sekolah barunya memang lumayan jauh.
Seorang
perempuan dengan mata sembap duduk di kursi dekat Ray berdiri. Ray
memperhatikan perempuan itu. Entah dorongan dari mana, Ray berani duduk
di samping perempuan itu.
“tante, kok tante nangis?”tanya
Ray sambil menarik-menarik tasnya.
Perempuan
itu--Agni—langsung menghapus air matanya. “tan…tante nggak apa-apa,
kok”jawab Agni sambil mencoba tersenyum ke arah Ray.
“tapi
tante nangis”kata Ray sambil memperhatikan wajah Agni. Dia melihat
setets air mata kembali jatuh dari mata Agni. “tuh kan tante nangis
lagi”kata Ray lalu berdiri di atas kursi dan menghapus air mata Agni
dengan tangan kecilnya. “tante jangan nangis dong”
“makasih
ya, nama kamu siapa?”tanya Agni sambil memangku Ray.
“Ray,
tante siapa?”
“nama tante Agni. Ray nungguin siapa?”tanya
Agni sambil mengelus-elus rambut Ray. Dia jadi ingat anaknya, dia
mungkin sudah seusia Ray.
“nungguin Ayah. Ayah lama banget
datengnya, Ray kan takut”ucap Ray sambil memainkan jari-jari mungilnya.
Agni
tersenyum. “haha, ka nada tante. Emangnya Ray takut apa sih?”
“Ray
takut Ayah ninggalin Ray kayak Bunda ninggalin Ayah”
Hati
Agni terenyuh. “emangnya Bunda Ray kemana?”
Ray
menggeleng. “Ray nggak tau, Tante. Tapi kata nenek, Bunda ninggalin Ayah
sama Ray”ucap Ray lalu terisak.
Agni reflek memeluk Ray.
“aduh, Ray… udah jangan nangis, tadi katanya tante nggak boleh nangis?,
kok sekarang Ray yang nangis?”
“Ray benci bunda”ucap Ray.
Deg!.
Entah
mengapa, hati Agni terasa tertubruk benda tumpul. Sakit, sangat sakit
begitu Ray berbicara seperti itu.
“den Ray!”
Ray
lengsung melepas menengok ke arah orang yang memanggilnya. “tante, itu
Ray udah di jemput. Tapi kok bukan Ayah sih. Ah yaudahlah, Ray pulang
dulu ya Tante”ucap Ray lalu mengecup pipi Agni. “dadah tante
Agniii!!!”Ray melambaikan tangannya ke Agni.
Agni
tersenyum. Rasanya ia tak rela membiarkan Ray pergi. Tapi toh Ray bukan
siapa-siapanya.
“dadah tante Agniiii!!!”seru Ray dari
dalam mobil.
Agni tersenyum lalu melambaikan tangannya,
melepas kepergian mobil sedan hitam itu.
“hhhaahh, Ray…”
###
“Ayaaaaaahhh!!!!”teriak
Ray begitu melihat Ayahnya sedang duduk di kursi kerjanya.
“heyy,
anak Ayah udah dateng?”Cakka langsung mendekap erat tubuh mungil Ray.
“ayah
kok nggak jemput Ray, sih?”Ray langsung cemberut.
“ma’af
ya, Ray. Tadi Ayah ada sedikit masalah, kan sebentar lagi mau pembukaan
perusahaannya Ayah sama Ray”
“oh iya Ray lupa. Hehe”
“gimana
tadi sekolah barunya?”tanya Cakka lalu duduk dengan Ray dipangkuannya.
“seneng,
Yah. Banyak temen-temen Ray yang cantik, apa lagi yang namanya Acha,
cantiiiiiiik banget Yah!”
Cakka mengacak rambut Ray.
“dasar!, kecil-kecil kok suka-sukaan!”
“abisnya Acha
cantik sih, Yah”
“tadi Pak Umar telat nggak jemputnya?”
“telat!,
untung tadi ada tante Agni”
Agni?. “tante Agni?”
“iya,
tadi tante Agni nangis, terus Ray samperin, tantenya maniiiiss banget
deh Yah”
“oh ya?, mmm… Ray cuci tangan sama kaki dulu gih
ke toilet. Baju gantinya juga udah Ayah bawain tadi”
“siap
Ayah!”kata Ray langsung berlari menuju toilet yang ada di dalam ruangan
Cakka itu.
“Agni?, jangan-jangan itu Agni…”
###
“lo
Cuman nyanyi 1 lagu”kata Via.
“yang?”
“Rindu”
“kostumnya?,
udah jadi?”
“kata Shilla sih udah, tinggal ambil”
Agni
langsung berdiri dari duduknya. “gue GR kapan?”
“3 hari
sebelum hari H”
“mm… gue keluar dulu ya”izin Agni.
“mau
kemana lo?”
“mau nemuin Ray”
“siapa tuh
Ray?, pacar lo?”tanya Via berbinar.
Agni menggeleng.
“bukan, Ray itu anak kecil yang gue ceritain ke elo tempo hari”
Via
hanya menggeleng kecil. “dasar!, jangan-jangan lo Fedophil, Ag?”
“enak
aja lo!, udah ntar telat gue, yok bye”ucap Agni langsung melesat
keluar.
“kadang, kasian juga gue sama dia”ucap Via lalu
duduk di sofa empuk itu.
###
Agni menginjak
pedal remnya tepat di depan SD Mutiara Negeri. Tiba-tiba matanya
membulat begitu melihat sosok lelaki bertubuh tinggi dengan jas yang
melekat pada tubuh bugarnya. Agni hapal betul siapa sosok itu, dia… dia…
“Cakka…”lirih
Agni.
Dengan gerakan cepat, Agni keluar dari mobilnya.
Dia berlari menuju lelaki yang sangat dirindukannya ini.
HPPPHH!!!
Agni
langsung memeluk Cakka. Air matanya seketika tumpah di dada lelaki itu.
“Kka…
aku kangen kamu Kka…”
Cakka bukannya tak kaget. Dia
kicep, tak bisa berkata apapun, dia hapal suara ini. Ini… ini…
“Agni…”
Agni
langsung mengangkat wajahnya dan menatap lekat wajah tampan Cakka.
“kamu masih inget aku, Kka?”
Cakka langsung memeluk erat
tubuh mungil Agni. “gimana aku bisa lupa, Ag!. aku kangen banget sama
kamu, Ag”Cakka sedikit mengendurkan pelukkannya, dielusnya pipi Agni
sayang. “bahkan aku belum dapet ma’af kamu, Ag. malam itu… Aku nggak tau
Ag, kenapa aku bisa ngelakuin itu”
“udahlah, Kka. Aku
udah lupain itu, jangan kamu ungkit kisah lama itu”
“AYAHH!!!”
Agni
dan Cakka reflek menoleh ke sumber suara. Ada Ray yang tengah berlari
ke arah keduanya.
“Ray!”Cakka langsung menangkap Ray dan
menggendongnya.
“Ayah, ini tante yang Ray certain
kemaren”. “tante ini Ayah Ray, ganteng kan kayak Ray?”
“Ray…
anak… kita?”tanya Agni.
Cakka mengangguk. “iya Ag, Ray
anak kita”jawab Cakka. “Ray, tante Agni ini Bundanya Ray”
“Bunda?”
“iya
sayang, Bunda kamu, tante Agni ini Bunda kamu”
Ray
langsung meronta turun dari gendongan sang Ayah. “Ray benci
Bunda!”ucapnya lalu langsung masuk ke dalam mobil.
“Ray!”panggil
Cakka.
“Ray belum siap, Kka”ucap Agni serak. “kemarin dia
cerita ke aku, neneknya bilang kalo aku ninggalin dia dan kamu”lanjut
Agni dengan berurai air mata.
“mama…”lirih Cakka. “mama
aku udah nggak ada, Ag”
“kapan?”
“setahun
yang lalu”
“dan beliau sudah merasukkan rasa bencinya ke
aku, ke Ray”
Cakka menunduk. “ma’afin aku, Ag. aku akan
berusaha buat Ray bisa nerima kamu sebagai Bundanya”
Agni
tersenyum. “aku percaya kamu bisa”
Cakka tersenyum
kemudian mengecup kening Agni. “kita akan menjadi keluarga yang bahagia”
###
Sudah
4 hari ini Agni menyambangi kantor Cakka. Bukan hanya sekedar main,
tapi juga persiapan untuk tampil besok, dan tentunya mengambil hati Ray
yang masih tetap kekeuh dengan hatinya, ‘Ray benci bunda’.
Ray
kini sedang berpura-pura tidur di sofa ruang kerja Ayahnya. Sementara
Cakka dan Agni juga sedang berada di tempat yang sama, sedang
berbincang.
“jadi, selama ini kamu dimana aja?”tanya Agni
yang duduk tepat di samping Cakka.
“setelah malam itu,
mama maksa aku ke singapur, dan aku kaya’ dipenjara disana. Aku kaget
begitu mama pulang bawa bayi, dan di bilang bahwa itu anak aku dan kamu.
6 tahun ngebesarin Ray di Singapur sama mama, dan selama itu aku nggak
tau kalo mama ngeracunin pikiran Ray dengan bilang bahwa kamu ninggalin
dia dan aku”jawab Cakka.
“emangnya kamu nggak cerita
tentang aku?”tanya Agni, kini matanya menatap lekat wajah Ray.
“sekarang
baru aku sadar. Setiap aku ngomongin tentang kamu, Ray selalu
menghindar”
“aku yang jahat, Kka. Pagi setelah kejadian
itu, aku nggak mau dengerin penjelasan kamu dan aku ngusir kamu. 2 bulan
setelah itu aku tau kalau aku hamil, di usia 16 tahun, dan aku langsung
di DO dari SMA, akhirnya aku homeschooling. Setelah mengandung tanpa
kamu, aku ngelahirin, dan ketika aku koma…”
“apa?, kamu…
koma?”
“ya, setelah ngelahirin Ray, aku koma 3 hari, dan
saat itu mama kamu bawa Ray pergi. Untung aja orangtua aku nggak marah
karena mental aku yang ahak keganggu saat itu, mereka tau aku, Kka”
“ma’af”ucap
Cakka lalu merangkul Agni.
“6 tahun hidup tanpa kamu
ngebuat hari-hariku penuh tekanan, Kka. Sampai akhirnya aku hidup dalam
kepura-puraan dunia hiburan, dengan bakat nyanyiku aku bisa menghidupi
hidupku sendiri”
“aku minta ma’af”
“nggak
ada yang perlu dima’afin, Kka. Semuanya udah berjalan seperti air. Ray
udah tumbuh hingga sekarang, dengan aku yang dibencinya. Haha, ibu yang
dibenci anaknya sendiri”airmata Agni kembali mengalir, membentuk sungai
kecil di pipi chubby-nya.
Cukup!. Ray bangun, dia langsung
memeluk bundanya. “Bunda… Ray minta ma’af ya, Ray jahat sama Bunda”ucap
Ray sambil menangis tersedu.
“Ray, Bunda yang minta
ma’af. Bunda nggak bisa jadi bunda yang baik buat Ray”ucap Agni sambil
mengelus rambut anaknya itu.
“Ray minta ma’af Bun, Ray
udah pernah benci sama bunda. Ray jahat ya bun?”
Agni
melepas pelukkan Ray, menatap mata Ray yang sangat mirip dengannya itu.
“Ray nggak jahat kok, cuman Ray nggak tau aja sebelumnya”kata Agni lalu
menghapus air mata Ray.
“Ray sayang bunda”ucap Ray tulus
lalu kembali memeluk Agni. “Ray sayang Bunda”
Agni menatap
Cakka, keduanya tersenyum lalu memeluk Ray. “Bunda sama Ayah sayang
Ray”
###
“yah, dan penampilan terakhir akan
menampilkan penyanyi terkenal Indonesia, Agni, yang akan segera menjadi
istri dari pemilik sekaligus presiden direktur ARC group, bapak Cakka
Nuraga, kita sambut Agni Nubuwati”
Perempuan berbalut gaun
ungu tua itu masuk panggung yang cukup besar. Senyum tak lepas dari
bibirnya. 2 orang lelaki melihat perempuan itu dengan bangga.
Music
mulai mengalun…
“selama aku mencari…
Selama aku
menanti…
Baying-bayangmu di batas indah…
Matahari membakar
rinduku…
Kumelayang, terbang tinggi…
Bersama mega-mega…
Menembus
dinding waktu…
Kuterbaring dan pejamkan mata…
Dalam hati
kupanggil namamu…
S’moga saja, kau dengar dan merasakan…
Getaran
dihatiku…
Yang lama haus akan belaianmu…
Seperti saat dulu…
Saat-saat
pertama…
Kau dekap dan aku kecup bibir ini…
Dan kau
bisikkan kata-kata…
Aku cinta kepadamu…
Peluhku berjatuhan…
Menikmati
sentuhan…
Perasaan yang teramat dalam…
T’lah kau bawa
s’gala yang kupunya, s’gala yang kupunya,,,
Getaran dihatiku…
Yang
lama haus akan belaianmu…
Seperti saat dulu…
Saat-saat
pertama…
Kau dekap dan aku kecup bibir ini…
Dan kau bisikkan
kata-kata…
Aku cinta kepadamu”Agni mengakhiri nyanyiannya dengan
senyum merekah di bibirnya.
2 lelaki ini begitu bangga
melihat perempuan mereka. “RAY SAYANG BUNDAAAAA!!!!!”teriak Ray.
###
Itulah
cinta dan kerumitannya. Jika kita benar-benar mencintai seseorang,
jagalah cinta dan seseorang itu. Jangan sampai kau melepasnya hanya
karena hal yang semu.
:::The_enD:::
#songlist
: Agnes monica - Rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar